Mengenal Pinus Merkusi Penghasil Gondorukem
POHON PINUS ATAU PINUS MERKUSII
Pinus Sumatera, Tusam Sumatera, Pinus Merkusii adalah spesies Pinus yang tumbuh hingga dewasa mencapai ketinggian 30 - 50 m dengan diameter batang lurus hingga 60 - 120 cm. Cabang-cabang tumbuh setingkat menjadi lengkungan dan mahkota pohon terbuka, berubah dari kerucut menjadi bulat saat pohon mulai tua.
Kulitnya tebal, kasar, berwarna abu-abu kecokelatan atau kemerahan-kecokelatan, sangat pecah-pecah, membentuk lempengan-lempengan bundar kecil di bagian bawah batang, tipis dan bersisik di mahkota bagian atas, semua kulit pohon tipis pada pohon-pohon yang tumbuh di ketinggian yang lebih tinggi yaitu di kawasan Tapanuli, Sumatra di mana kebakaran rumput jarang terjadi.
Cabang - cabang sebagian besar multinodal. Cabang tahun pertama berwarna kecoklatan dan gundul.
Daun berbentuk jarum berwarna hijau gelap, panjangnya 15 - 25 cm. Setiap jarum ramping, kaku, dan bertahan 2 tahun di pohon; sarung daun sangat kuat untuk kehidupan unit daun.
Biji kerucut ditanggung sendiri atau berpasangan dengan tangkai pendek. Kerucut tunggal berukuran 4,5 - 9 cm Kerucut dewasa berbentuk silinder atau bulat telur panjang, dengan tangkai panjang sekitar 0,4 inci (1 cm).
Sisik biji berbentuk garis rhomboid, dengan apofisis yang tebal, mengkilap, kadang berkerut, lunas melintang yang menonjol, dan umbo yang agak cekung.
Bijinya kecil, bulat telur, dan agak rata; memiliki sayap tipis, panjang 7,5 mm. Panjang tubuh benih dan sayap berukuran 0,6 hingga 0,8 inci (15 - 20 mm).
Penyebaran tanaman ini mulai dari Vietnam, Laos, Kamboja, Filipina, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, Pinus merkusi ditemukan di utara dan Sumatra bagian tengah, dan di seluruh hutan dataran tinggi di Jawa.
Menurut Institut Inventarisasi dan Perencanaan Hutan, ini adalah pohon yang tahan cahaya, panas dan tahan kekeringan, tumbuh dengan baik di tanah berpasir dan merah. Di Vietnam utara, spesies ini adalah salah satu spesies pohon utama yang ditanam di bukit gundul atau lebat, yang memiliki fungsi melindungi terhadap erosi dan deformasi lahan. Pohon muda tumbuh lambat selama lima tahun pertama, kemudian tumbuh dengan cepat.
Statistik Kehutanan Indonesia thn 2001, mencatat kegunaan gondorukem adalah untuk bahan baku industri kertas, keramik, plastik, cat, batik, sabun, tinta cetak, politur, farmasi, dan kosmetik. Sedangkan terpentin digunakan sebagai pelarut minyak organik dan resin. Dalam industri digunakan sebagai bahan semir sepatu, logam dan kayu hingga kamper sintetis. Indonesia merupakan produsen gondorukem terbanyak setelah tiongkok dalam perdagangan internasional. Delapan puluh persen produksi gondorukem dan terpentin di eksport ke berbagai belahan dunia mulai dari Eropa, India, Korea Selatan, Jepang dan Amerika.
Untuk perbanyakan, Pohon Pinus dilakukan melalui Biji yang diambil dari Pohon yang sudah tua. Biji yang baik untuk dijadikan benih berwarna kuning kecokelatan dan sedikit bintik hitam, berbentuk bulat, keras, dan tidak mengerut. Selain itu, biji yang baik juga dapat diketahui dengan cara merendam biji yang ada ke dalam wadah air. Seperti memilih biji Polong, Biji Pinus yang baik untuk dijadikan benih juga akan tenggelam di dalam air, sedangkan biji yang terapung di atas permukaan air tidak baik dan sebaiknya dibuang. Sebelum ditanam, biji harus direndam terlebih dahulu dalam air selama 3-4 jam untuk mempercepat proses tumbuhnya.