Mengenal Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Budidaya
POHON ULIN
POHON ULIN DI HUTAN |
Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) adalah pohon yang tumbuh lambat yang bisa mencapai ketinggian 40 - 50 meter. Batang lurus dapat bersih dari cabang hingga setengah dari tinggi pohon, dan diameter hingga 150 - 220cm. Batangnya memiliki banyak penopang bulat kecil yang memberikan tampilan seperti kaki gajah. Tanaman ini banyak ditemui didataran rendah, tropis lembab dan di mana ia ditemukan pada ketinggian hingga 625 meter. Tumbuh paling baik di daerah di mana suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 20 - 30 ° c, tetapi dapat mentolerir 10 - 38 ° c. Ia lebih menyukai curah hujan tahunan rata-rata dalam kisaran 2.500 - 4.000mm, tetapi dapat mentolerir 2.000 - 4.500mm. Dan tanaman ini tersebar di kawasan Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
Kegunaan Pohon Ulin
Kayu dari Pohon Ulin sangat kuat dan awet, dengan kelas kuat I dan kelas awet I mempunyai berat jenis 1,04. Kayu ulin tahan akan serangan rayap dan serangga penggerek batang, tahan akan perubahan kelembaban dan suhu serta tahan pula terhadap air laut. Kayu ini sangat sulit dipaku ataupun digergaji tetapi mudah dibelah. Kayu Pohon Ulin dieksploitasi secara luas di alam liar untuk mendapatkan kayunya yang berharga, yang merupakan salah satu kayu terberat dan paling tahan lama di Asia Tenggara, Dengan demikian, lebih disukai digunakan dalam konstruksi kelautan seperti tiang, dermaga, dermaga, pintu air, bendungan dan kapal (lunas, rusuk dan dek), atau dalam konstruksi berat seperti jembatan, tiang saluran listrik, tiang, tiang pancang dan tiang rumah dan juga digunakan untuk rumah tradisional suku Dayak di Kalimantan. Kayu yang baru dipotong memiliki bau segar seperti lemon. Kayunya sangat berat, berbutir lurus, terkadang sedikit saling bertautan teksturnya agak kasar dan rata.
Budidaya Pohon Ulin
Budidaya Pohon Ulin dilakukan melalui Biji dengan ditempatkan secara horizontal di antara dua hamparan rumput kemudian ditutup dengan tanah 2 - 5 cm.
Perkecambahan dari Pohon Ulin biasanya bisa memakan waktu 6 - 12 bulan dan persentase keberhasilan perkecambahan hanya sekitar 40% untuk mempercepat pertumbuhan biji biasanya dilakukan dengan memotong bagian atas benih atau membuang seluruh kulit terluar dapat meningkatkan kecepatan perkecambahan hingga 70%. Bibit atau anakan yang dibesarkan di persemaian dengan tinggi sekitar 40 cm, bisa memakan waktu hingga 1 - 1,5 tahun, kemudian di ditanam di lapangan biasanya dengan jarak tanam 3 meter x 4 meter dengan membutuhkan sedikit naungan.