Bambu Jawa atau Bambu Atter, Bambu Pulau Jawa Yang Jadi Sayuran
BAMBU JAWA
BAMBU JAWA |
KARAKTER BAMBU JAWA
Bambu Jawa hidup pada ketinggian rendah hingga sedang di daerah tropis dan berhasil hingga pada ketinggian hingga 1.400 meter. Ia tumbuh subur di daerah lembab dengan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm, tetapi tidak seperti banyak anggota genus lainnya, ia juga mentolerir lingkungan yang lebih kering dengan curah hujan tahunan serendah 1.000 mm. Lebih menyukai latosol, tetapi dapat tumbuh juga di tanah aluvial, kapur, dan lempung berpasir.
Setelah setek ditanam, ia bisa tumbuh hingga 24 batang dalam 3 tahun; tinggi batang meningkat dari 2,1 meter pada tahun pertama menjadi 6,5 meter pada tahun kedua dan 9 meter pada tahun ketiga, dan diameter batang masing-masing dari 23 mm menjadi 42 mm dan menjadi 67 mm. Bambu memiliki metode pertumbuhan yang menarik. Setiap tanaman menghasilkan sejumlah batang baru setiap tahun - batang ini tumbuh mencapai ketinggian maksimumnya pada tahun pertama pertumbuhannya, pertumbuhan selanjutnya pada batang dibatasi pada produksi cabang samping dan daun baru.
Untuk beberapa spesies tropis dewasa, batang baru bisa mencapai tinggi 30 meter, dengan pertambahan tinggi harian 30 cm atau lebih selama waktu pertumbuhan puncaknya. Hal ini menjadikan mereka beberapa spesies dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Panen batang dapat dimulai 4 - 5 tahun setelah tanam. Direkomendasikan untuk memotong batang umur 2 - 3 tahun tepat di atas tanah, sebaiknya pada musim kemarau. Bambu pada umumnya biasanya monokarpik, hidup bertahun-tahun sebelum berbunga, kemudian berbunga dan berbiji banyak selama 1 - 3 tahun sebelum biasanya mati. Tercatat bahwa spesies ini berbunga dengan berkelompok sekitar 50 - 60 tahun setelah tanam, dan kemudian mati.